
Posted On 06.31 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 06.02 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 17.08 by Genesis | 0 komentar |
Studi ini melibatkan 100 ribu relawan, Mereka diminta untuk menjalani 12 tes kognitif secara online. Pengamatan pada tes mencakup penilaian terhadap kemampuan mengingat, penalaran, konsentrasi, perencanaan. Para relawan ditanyakan pula terkait gaya hidup dan latar belakang kehidupannya.
Hasilnya, peneliti mendapati bahwa tidak ada satu pun tes tunggal atau komponen tes yang dapat menilai secara baik dan akurat terhadap kecerdasan seseorang. Tiap relawan memiliki kekhasan tersendiri pada hasil penilaian terhadap tes mental dan kognitif.
Peneliti meyakini ada tiga aspek yang membentuk kecerdasan seseorang, yaitu ingatan jangka pendek, penalaran, dan komponen verbal. Pada pengamatan terhadap otak melalui pencitraan MRI, kemampuan kognitif seseorang dipengaruhi sirkuit di otak. Dan, sirkuit otak ini berbeda antara satu orang dengan yang lain dan berpengaruh pula pada dominasi kecerdasan yang dipunyai tiap orang.
Hanya saja, orang mesti selalu menjaga kesehatan otaknya agar kecerdasan bisa tetap dijaga. Faktor usia dan gaya hidup tidak sehat mempengaruhi fungsi otak. Misalnya pada orang yang merokok, mereka punya ingatan jangka pendek yang cenderung menurun.
“Kami telah menunjukkan dengan jelas bahwa Anda tidak dapat meringkas perbedaan antara orang-orang dalam satu nilai (IQ), dan itu sesuatu yang benar-benar penting di sini,” kata Owen, seperti dikutip CBS News.
Posted On 16.41 by Genesis | 0 komentar |
Tapi sekarang, ScienceBlog memberitahu adanya sekelompok peneliti dari Rice University dan City College of New York yang berhasil menemukan suatu cara untuk mengganti kobalt pada katoda baterai lithium-ion dengan katoda yang dibuat dari purpurin, zat yang seluruhnya berasal dari tumbuhan. Purpurin sebelumnya dikenal sebagai pewarna tekstil sejak abad 1500 SM, dan kadang juga digunakan sebagai bahan jamu.
Katoda baru ini tidak akan meningkatkan jangkauan mobil listrik atau meningkatkan waktu isi ulang. Akan tetapi katoda ini akan membuat baterai lebih bersahabat dengan lingkungan, sebuah alasan yang bisa membuat mobil listrik semakin jadi pilihan. Kepala penelitian ini, Arava Leela Mohana Reddy menyatakan “Saat ini, fokus dari kebanyakan penelitian masih pada baterai konvensional, salah satunya dalam hal peningkatan kapasitas. Padahal, ada hal penting lainnya yang kerap dilupakan, yaitu isu keberlanjutan dan kemampuan daur ulang.”
Bahan yang digunakan untuk baterai tidak hanya tidak terbarukan, tapi proses mengubah bahan tersebut menjadi baterai juga sangat rumit dan sangat tidak hemat energi. Sedangkan purpurin yang digunakan sebagai bahan katoda memberikan manfaat lain, terutama menyangkut dampak lingkungannya yang rendah. Reddy juga menyatakan bahwa komponen kimia yang digunakan untuk baterai dengan purpurin sebagai katoda sangat sederhana, bahkan limbah pertanian dapat digunakan sebagai komponen baterai.
Daur ulang adalah kelebihan lain yang dimiliki purpurin yang harus dipertimbangkan karena merupakan hal yang sangat sulit dilakukan pada tipe lithium-ion. Sekarang para peneliti juga sedang mencari bahan organik lainnya untuk mengganti komponen-komponen baterai lainnya, yang masih menggunakan komponen kimia. Kini Reddy dan rekan-rekannya berharap dapat menemukan prototipe baterai yang seluruh komponennya terbuat dari bahan organik.
Posted On 16.28 by Genesis | 1 komentar |
Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah akses poin jaringan nirkabel atau WiFi terbesar di dunia. Program Indonesia WiFi yang digagas PT Telekomunikasi Indonesia menargetkan pemasangan 10 juta akses poin di Tanah Air pada 2015. Tahun depan program Indonesia WiFi akan memasang dua juta hotspot. Oki Wiranto, Senior Manager Business Planning & Infrastructure Development PT Telekomunikasi Indonesia, mengatakan, sasaran utama pemasang akses poin berinternet melalui Wifi ini, yaitu pendidikan, pengusaha menengah dan kecil serta layanan publik.
Oki tak bersedia menyebutkan investasi Telkom untuk pemasangan 10 juta akses poin WiFi ini. Telkom memiliki program IndiShcool yang akan memasang akses poin di 100 ribu dari total 360 ribu sekolah pada 2013. "Harganya sangat terjangkau untuk anak sekolahan," ujar Oki, di sela acara Global Youth Forum di Nusa Dua, Bali, Kamis, 6 Desember 2012. dengan akses poin terbanyak di dunia. Saat ini, Indonesia hanya memiliki 100 ribu titik WiFi, masih kalah jauh ketimbang Cina yang memiliki 6 juta akses poin. Korea memiliki dua juta akses poin dan Singapura memiliki 500 ribu.
Korea dan Singapura kemungkinan tak akan menambah akses poin karena sudah jenuh dan semua wilayah terdapat WiFi. "Paling kita bersaing dengan Cina dan India yang sama-sama memiliki wilayah luas," ujar Oki. Oky menambahkan, Telkom sangat yakin WiFi bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi sekaligus menghasilkan keuntungan. Di beberapa negara seperti Cina dan Korea, WiFi menjadi alternatif pengalih jalur komunikasi dari GSM. Ia menambahkan program ini akan melengkapi teknologi lain seperti GSM, 3G, dan Wimax.
"Jadi sejuta WiFi berjuta kemajuan," tutur Oki. "Kami ingin Indonesia menjadi surganya WiFi." Pemakaian WiFi di Indonesia, kata Oki, semakin pesat seiring dengan terpaan Internet yang semakin meluas. Di Indonesia, rata-rata akses data sekitar 1 gigabita per pengguna setiap bulannya. Masyarakat juga sudah sangat familiar dengan WiFi.
Jadi, Oki yakin tak ada kendala edukasi. Misalnya, Indonesia WiFi tak perlu menjelaskan kalau WiFi dipakai banyak orang akan lambat, karena sebagian besar masyarakat sudah tahu. Oki yakin program Indonesia WiFi ini akan mengubah predikat Indonesia sebagai negara terburuk dalam memberikan fasilitas Internet. Untuk mengejar target 10 juta WiFi, kata Oki, Telkom akan menjajaki kerja sama dengan operator lain.
"Dari 10 operator dan penyedia layanan Internet, ada lima yang menyatakan kesediaannya bekerja sama," kata Oki. Indonesia WiFI menggandeng Cisco sebagai mitra yang menyediakan perangkat keras akses poin. Ichwan F. Agus, Direktur Sales Telco PT Cisco System Indonesia, mengatakan Cisco akan mendukung penuh program Indonesia WiFi.
Menurut dia, WiFi sangat potensial berkembang karena semua negara sama. Ini lain dengan 3G yang kemungkinan tiap negara akan beda spektrum frekuensinya. "WiFi akan saling melengkapi dengan teknologi broadband lain," kata Ichwan. sumber : http://www.tempo.co/
Posted On 05.32 by Genesis | 2 komentar |
Posted On 05.26 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.48 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.47 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.46 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.45 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.44 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.43 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.25 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.24 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.23 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.22 by Genesis | 0 komentar |
auto | counst | double | float | int | short | struct | unsigned |
break | continue | else | for | long | signed | switch | void |
case | default | enum | goto | register | sizeof | typedef | volatile |
char | do | extern | if | return | statatic | union | while |
Posted On 16.21 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.19 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.17 by Genesis | 0 komentar |
Posted On 16.17 by Genesis | 0 komentar |
LIKE This Fan Page N Thank you.